“NOL”
Oleh:
Dwi Muryanto
Nol dan Ketiadaan
“What is the nature of the
world stuff?” , adalah sebuah pertanyaan mendasar yang dilontarkan Thales
(624-546 SM), salah satu tokoh filsuf masa Yunani Kuno. Thales menjawabnya
dengan Air. Murid Thales, Anaximander (610-546 SM) mengatakan, benda pembentuk
dunia adalah aperion, suatu substansi yang tidak memiliki batas atau
definisi.
Adapun Plato (428-348 SM)
menyatakan, semua realitas terdiri dari dunia ide dan dunia benda. Ide penyebab
dari benda. Ide adalah realitas yang simpleks, tak bertubuh, immaterial, tak
inderawi, tak dapat binasa, tidak dapat berubah, dan transenden. Ide yang
tertinggi dinamai dengan Demiurgos. Pada awalnya selain ide, ada pula
khaos, materi yang tak berbentuk yang kemudian dibentuk oleh demiurgos
menggunakan ide menjadi benda nyata.
Theophillus dari antiokhia
mengungkapkan kredo “creation ex nihilo”, segala sesuatu tercipta dari
ketiadaan. Jargon ini diajarkan pula oleh Hermae, Ireneus dari Lyon, dan
didukung pula oleh Augustinus (354-430M) tokoh filsuf periode awal skolastik.
Penciptaan dari ketiadaan inilah yang kelak kemudian menemukan bukti kuat dalam
sains melalui teleskop Hubble.
Sunya adalah
kata dalam bahasa India yang menyatakan kosong, ketiadaan. Kata inilah yang
dalam beberapa buku sejarah dianggap sebagai awal dari pembentuk kata Zero/Nol,
meskipun secara gramatikal akan ditemukan kejanggalan.
Peradaban Inca di peru,
menggunakan quippus untuk menotasikan angka. Quippus berwujud
titik yang melambangkan nilai angka yang dirujuk. Tidak ada nol dalam quippus,
nol direpresentasikan dengan ketiadaan titik (absence of a knot denoted zero). Hal
yang sama ditemukan pula pada peradaban India kuno, dimana nol disimbolkan
dengan spasi kosong. Demikian halnya dengan angka Romawi, tiada angka Nol.
Kata Nol/Zero oleh beberapa
orang dirasa aneh dan evolusinya bahkan lebih menarik . Kata Nol/Zero bermula
dari kata Arab sifr (صفر ) yang berarti kosong, lowong atau hampa,
yang merupakan terjemah harfiah dari kata Sansekerta sunya yang berarti
batal atau kosong.
Sebagian manusia, menggunakan
jari tangan untuk menjelaskan kuantitas dan hasil penghitungan. Peradaban mesir
kuno, mensimbolkan angka dan perhitungannya dalam Hieroglif. Fakta yang
ada menunjukkan pada masa itu, belum dikenal adanya bilangan Nol/Zero beserta
lambang bilangannya.
Nol dan Lambang bilangannya
Peradaban Maya kuno di selatan
Mexico, mengekspresikan angka dalam dua bentuk, titik dan garis. Titik
melambangkan satu (1), garis melambangkan lima (5). Adapun angka nol,
dilambangkan dengan kerangka ellips.
Nol dan Pencetusnya
Penemuan angka nol adalah salah
satu peristiwa yang paling penting dalam
Matematika. Pencetus angka nol ialah Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī. Ia adalah seorang ahli matematika, astronomi,
astrologi, dan geografi muslim yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun
780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di
Baghdad. Ia mengembangkan angka India dan kemudian memperkenalkan Sistem
Penomoran Desimal (sepuluhan).
Zero berasal dari akar kata Shifr.
Shifr ini kemudian ditransliterasikan menjadi zephyr atau Zephyrus
dalam bahasa Latin. Dalam bahasa Latin Zephyrus berarti " angin
barat " ; meskipun kata benda yang lebih tepat untuk Zephyrus
adalah dewa Romawi dari angin barat (setelah dewa Yunani Zephyros). Sejak makna
kata Nol datang, Zephyrus tidak lagi bermakna angin barat, namun menjadi
“hampir ada angin”, “angin sepoi-sepoi”. Kata zephyr bertahan dengan makna ini
diInggris saat ini .
Fibonacci ( C.1170-1250 )
matematikawan Italia, yang dibesarkan di Arab Afrika Utara disinyalir sebagai
orang yang memperkenalkan sistem desimal Arab ke Eropa menggunakan terma zephyrum.
Kata ini menjadi Zefiro di Italia, yang berubah menjadi Zero
dalam dialek Venetian , yang pada akhirnya memberikan kata Zero dalam bahasa
Inggris modern.
Nol, penyebab komputer macet
Pelajaran tentang bilangan nol,
dari sejak zaman dahulu sampai sekarang selalu menimbulkan kebingungan bagi
para pelajar dan mahasiswa, bahkan masyarakat pengguna. Mengapa? Bukankah
bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada,
yakni nol. Siapa yang tidak bingung? Tiap kali bilangan nol muncul dalam
pelajaran Matematika selalu ada ide yang aneh. Seperti ide jika sesuatu yang
ada dikalikan dengan 0 maka menjadi tidak ada. Mungkinkah 5×0 menjadi tidak
ada?. Ide ini membuat orang frustrasi. Apakah nol ahli sulap?
Aturan lain tentang nol yang
juga misterius adalah bahwa suatu bilangan jika dibagi nol tidak didefinisikan.
Maksudnya, bilangan berapa pun yang tidak bisa dibagi dengan nol. Komputer yang
canggih bagaimana pun akan mati mendadak jika tiba-tiba bertemu dengan pembagi
angka nol. Komputer memang diperintahkan berhenti berpikir jika bertemu sang
divisor nol.
NAMA PERIODE
|
TAHUN
|
KETERANGAN
|
Babylonia, Mesir Kuno, Amerika Kuno
|
3000 – 601 SM
|
Babylonia : Basis 60, belum memiliki symbol 0
Mesir Kuno: Hieroglif, belum memiliki symbol 0
|
Yunani, Cina dan Romawi
|
600 SM – 499 M
|
|
Hindu dan Persia
|
500 – 1199 M
|
Hindu : Sexadesimal, belum memiliki symbol 0
|
Era Kegelapan
|
1200 – 1599 M
|
Sistem numeral Hindu-Arab. Mulai ada symbol 0
|
Masa Pencerahan
|
1600 – 1699 M
|
|
Awal Modern
|
1700 – 1799 M
|
Metrik sistem
|
Modern
|
1800 – Sekarang
|
Era komputer
|
Bilangan nol: tunawisma
Bilangan cacah disusun
berdasarkan hierarki menurut satu garis lurus. Pada titik awal adalah bilangan
nol, kemudian bilangan 1, 2, dan seterusnya. Bilangan yang lebih besar di
sebelah kanan dan bilangan yang lebih kecil di sebelah kiri. Semakin jauh ke
kanan akan semakin besar bilangan itu. Berdasarkan derajat hierarki (dan
birokrasi bilangan), seseorang jika berjalan dari titik 0 terus-menerus menuju
angka yang lebih besar ke kanan akan sampai pada bilangan yang tidak terhingga.
Tetapi, mungkin juga orang itu sampai pada titik 0 kembali. Bukankah dunia ini
bulat? Mungkinkah? Bukankah Columbus mengatakan bahwa kalau ia berlayar
terus-menerus ia akan sampai kembali ke Eropa?
Nol dan Film Astro Boy
Tahun 2009, Imagi Studio
bekerja sama dengan Summit Entertainment merilis film Astro Boy. Salah satu
bagian pada film ini menceritakan ihwal adanya fragmen sebuah bintang yang
dapat disarikan menjadi Blue core energy (inti biru). Inti Biru artinya
tenaga positif murni yang merujuk pada kebaikan dan cahaya. Inti biru ini dapat
menjadi sumber tenaga baru yang bisa menopang diri sendiri serta dapat mengubah
kehidupan di bumi. Akan tetapi saat deposit tenaga biru dikeluarkan dari
fragmen, akan didapatkan produk yang tidak stabil, yang disebut dengan Negative
Red Energy (Inti Merah). apabila
inti merah dan biru digabung akan mengakibatkan kematian/saling meniadakan.
Nol dan Teori Warna
Teori Brewster adalah teori yang
menyederhanakan warna yang ada menjadi 4 kelompok utama. Keempat kelompok warna
tersebut, yaitu: warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. pada
intinya Teori Brewster adalah sebuah perjalanan warna. Warna Primer adalah sebuah warna dasar/asli
yang bukan merupakan campuran dari warna-warna lain. warna primer meliputi
Merah, Kuning dan Biru.
Shifr yang menjadi sumber kata
zero/nol, tersusun dari huruf shod, fa’ dan ro’. Dalam khasanah sastra arab,
kata yang disusun oleh ketiga huruf tersebut dapat memiliki arti kuning.
Nol dan Sengkalan
Sengkalan merupakan bentuk lain dari chronogram
yaitu rangkaian kata atau lambang yang memiliki makna dan sekaligus menandakan
angka tahun. Sengkalan dapat digunakan untuk menandai nomena maupun fenomena.
Bilamana dibaca secara berurutan, memberikan beberapa arti yang menggambarkan
kenyataan yang bias dikenang pada tahun dimaksud. Penunjukan dan pemaknaan
sengkalan didasarkan menurut watak
(sifat) setiap kata. Untuk membuat sengkalan, kalimat harus memiliki makna yang
utuh, puitis dan indah. Susunan kata dalam sengkalan adalah sebagai berikut:
kata pertama menunjukkan angka satuan, kata
kedua menunjukkan angka puluhan, kata ketiga menunjukkan angka ratusan, dan
kata keempat menunnjukkan angka ribuan. Dengan demikian, urutan penyebutan
sengkalan berbalik dengan urutan bilangan tahun. Sebagai contoh, runtuhnya
kerajaan Majapahit ditandai dengan sengkalan “sirna ilang kertaning bhumi”,
masing masing menunjukkan angka 0, 0, 4, dan 1, dibaca 1400 (tahun jawa)[1].
Regol kemagangan Keraton Yogyakarta dihiasi dengan sengkalan Dwi Naga Rasa
Tunggal yang menunjukkan angka 2, 8, 6, dan 1. Sengkalan ini melambangkan
berdirinya kraton Yogyakarta pada tahun 1682.
Watak nol
Ada 3 watak bagi nol yaitu: (1) Bersifat tidak
ada atau hampa atau tidak tampak secara jasmaniah: Asat, Abu, boma, ilang,
murca, musna, nir, sirna, suwung, sunya, tan, tanpa, umbul, (2) Berarti langit
: akasa, gegana, dirgantara, langit, swarga, tawang, awing-awang, (3) Sifat
langit : dhuwur, inggil, luhur, adoh.
Berikut
daftar
Tarli Nugroho,
peneliti Mubyarto Institute UGM, mengutip pendapat Almarhum Prof. Damarjati
Supajar: "Hidup ini seperti matematika, dan kita harus belajar dari angka
nol. Kalau diperhatikan, selama manusia hidupnya hanya menjumlah atau menambah,
misalnya nambah harta, nambah anak, atau nambah jabatan, niscaya hidupnya tidak
akan cepat menuju kesempurnaan, menuju infinitum. Dan angka nol itu, dalam
bahasa agama, sama dengan ikhlas. Artinya, hidup itu harus ikhlas, niscaya kita
bisa segera
Burton. (2007). The History of Mathematics: An
Introduction. McGraw-Hill.
Raffles, T. S. (2014). The history of Java.
Yogyakarta: Narasi.
Smith, K. J. (2012). The nature of mathematics.
Belmont: Brooks/cole.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar