Senin, 11 April 2016

Model 6

“NOL”
Oleh:
Dwi Muryanto

Nol dan Ketiadaan
“What is the nature of the world stuff?” , adalah sebuah pertanyaan mendasar yang dilontarkan Thales (624-546 SM), salah satu tokoh filsuf masa Yunani Kuno. Thales menjawabnya dengan Air. Murid Thales, Anaximander (610-546 SM) mengatakan, benda pembentuk dunia adalah aperion, suatu substansi yang tidak memiliki batas atau definisi.
Adapun Plato (428-348 SM) menyatakan, semua realitas terdiri dari dunia ide dan dunia benda. Ide penyebab dari benda. Ide adalah realitas yang simpleks, tak bertubuh, immaterial, tak inderawi, tak dapat binasa, tidak dapat berubah, dan transenden. Ide yang tertinggi dinamai dengan Demiurgos. Pada awalnya selain ide, ada pula khaos, materi yang tak berbentuk yang kemudian dibentuk oleh demiurgos menggunakan ide menjadi benda nyata.
Theophillus dari antiokhia mengungkapkan kredo “creation ex nihilo”, segala sesuatu tercipta dari ketiadaan. Jargon ini diajarkan pula oleh Hermae, Ireneus dari Lyon, dan didukung pula oleh Augustinus (354-430M) tokoh filsuf periode awal skolastik. Penciptaan dari ketiadaan inilah yang kelak kemudian menemukan bukti kuat dalam sains melalui teleskop Hubble.
Sunya adalah kata dalam bahasa India yang menyatakan kosong, ketiadaan. Kata inilah yang dalam beberapa buku sejarah dianggap sebagai awal dari pembentuk kata Zero/Nol, meskipun secara gramatikal akan ditemukan kejanggalan.
Peradaban Inca di peru, menggunakan quippus untuk menotasikan angka. Quippus berwujud titik yang melambangkan nilai angka yang dirujuk. Tidak ada nol dalam quippus, nol direpresentasikan dengan ketiadaan titik (absence of a knot denoted zero). Hal yang sama ditemukan pula pada peradaban India kuno, dimana nol disimbolkan dengan spasi kosong. Demikian halnya dengan angka Romawi, tiada angka Nol.
Kata Nol/Zero oleh beberapa orang dirasa aneh dan evolusinya bahkan lebih menarik . Kata Nol/Zero bermula dari kata Arab sifr (صفر ) yang berarti kosong, lowong atau hampa, yang merupakan terjemah harfiah dari kata Sansekerta sunya yang berarti batal atau kosong.
Sebagian manusia, menggunakan jari tangan untuk menjelaskan kuantitas dan hasil penghitungan. Peradaban mesir kuno, mensimbolkan angka dan perhitungannya dalam Hieroglif. Fakta yang ada menunjukkan pada masa itu, belum dikenal adanya bilangan Nol/Zero beserta lambang bilangannya.
Nol dan Lambang bilangannya
Peradaban Maya kuno di selatan Mexico, mengekspresikan angka dalam dua bentuk, titik dan garis. Titik melambangkan satu (1), garis melambangkan lima (5). Adapun angka nol, dilambangkan dengan kerangka ellips.
Nol dan Pencetusnya
Penemuan angka nol adalah salah satu peristiwa yang paling  penting dalam Matematika. Pencetus angka nol ialah Muḥammad bin Mūsā al-Khawārizmī.  Ia adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi muslim yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwārizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafat sekitar tahun 850 di Baghdad. Ia mengembangkan angka India dan kemudian memperkenalkan Sistem Penomoran Desimal (sepuluhan).
Zero berasal dari akar kata Shifr. Shifr ini kemudian ditransliterasikan menjadi zephyr atau Zephyrus dalam bahasa Latin. Dalam bahasa Latin Zephyrus berarti " angin barat " ; meskipun kata benda yang lebih tepat untuk Zephyrus adalah dewa Romawi dari angin barat (setelah dewa Yunani Zephyros). Sejak makna kata Nol datang, Zephyrus tidak lagi bermakna angin barat, namun menjadi “hampir ada angin”, “angin sepoi-sepoi”. Kata zephyr bertahan dengan makna ini diInggris saat ini .
Fibonacci ( C.1170-1250 ) matematikawan Italia, yang dibesarkan di Arab Afrika Utara disinyalir sebagai orang yang memperkenalkan sistem desimal Arab ke Eropa menggunakan terma zephyrum. Kata ini menjadi Zefiro di Italia, yang berubah menjadi Zero dalam dialek Venetian , yang pada akhirnya memberikan kata Zero dalam bahasa Inggris modern.
Nol, penyebab komputer macet
Pelajaran tentang bilangan nol, dari sejak zaman dahulu sampai sekarang selalu menimbulkan kebingungan bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan masyarakat pengguna. Mengapa? Bukankah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol. Siapa yang tidak bingung? Tiap kali bilangan nol muncul dalam pelajaran Matematika selalu ada ide yang aneh. Seperti ide jika sesuatu yang ada dikalikan dengan 0 maka menjadi tidak ada. Mungkinkah 5×0 menjadi tidak ada?. Ide ini membuat orang frustrasi. Apakah nol ahli sulap?
Aturan lain tentang nol yang juga misterius adalah bahwa suatu bilangan jika dibagi nol tidak didefinisikan. Maksudnya, bilangan berapa pun yang tidak bisa dibagi dengan nol. Komputer yang canggih bagaimana pun akan mati mendadak jika tiba-tiba bertemu dengan pembagi angka nol. Komputer memang diperintahkan berhenti berpikir jika bertemu sang divisor nol.
NAMA PERIODE
TAHUN
KETERANGAN
Babylonia, Mesir Kuno, Amerika Kuno
3000 – 601 SM
Babylonia : Basis 60, belum memiliki symbol 0
Mesir Kuno: Hieroglif, belum memiliki symbol 0
Yunani, Cina dan Romawi
600 SM – 499 M

Hindu dan Persia
500 – 1199 M
Hindu : Sexadesimal, belum memiliki symbol 0
Era Kegelapan
1200 – 1599 M
Sistem numeral Hindu-Arab. Mulai ada symbol 0
Masa Pencerahan
1600 – 1699 M

Awal Modern
1700 – 1799 M
Metrik sistem
Modern
1800 – Sekarang
Era komputer

Bilangan nol: tunawisma
Bilangan cacah disusun berdasarkan hierarki menurut satu garis lurus. Pada titik awal adalah bilangan nol, kemudian bilangan 1, 2, dan seterusnya. Bilangan yang lebih besar di sebelah kanan dan bilangan yang lebih kecil di sebelah kiri. Semakin jauh ke kanan akan semakin besar bilangan itu. Berdasarkan derajat hierarki (dan birokrasi bilangan), seseorang jika berjalan dari titik 0 terus-menerus menuju angka yang lebih besar ke kanan akan sampai pada bilangan yang tidak terhingga. Tetapi, mungkin juga orang itu sampai pada titik 0 kembali. Bukankah dunia ini bulat? Mungkinkah? Bukankah Columbus mengatakan bahwa kalau ia berlayar terus-menerus ia akan sampai kembali ke Eropa?
Nol dan Film Astro Boy
Tahun 2009, Imagi Studio bekerja sama dengan Summit Entertainment merilis film Astro Boy. Salah satu bagian pada film ini menceritakan ihwal adanya fragmen sebuah bintang yang dapat disarikan menjadi Blue core energy (inti biru). Inti Biru artinya tenaga positif murni yang merujuk pada kebaikan dan cahaya. Inti biru ini dapat menjadi sumber tenaga baru yang bisa menopang diri sendiri serta dapat mengubah kehidupan di bumi. Akan tetapi saat deposit tenaga biru dikeluarkan dari fragmen, akan didapatkan produk yang tidak stabil, yang disebut dengan Negative Red Energy (Inti Merah).  apabila inti merah dan biru digabung akan mengakibatkan kematian/saling meniadakan.

Nol dan Teori Warna
Teori Brewster adalah teori yang menyederhanakan warna yang ada menjadi 4 kelompok utama. Keempat kelompok warna tersebut, yaitu: warna primer, sekunder, tersier, dan warna netral. pada intinya Teori Brewster adalah sebuah perjalanan warna. Warna Primer adalah sebuah warna dasar/asli yang bukan merupakan campuran dari warna-warna lain. warna primer meliputi Merah, Kuning dan Biru.
Shifr yang menjadi sumber kata zero/nol, tersusun dari huruf shod, fa’ dan ro’. Dalam khasanah sastra arab, kata yang disusun oleh ketiga huruf tersebut dapat memiliki arti kuning.

Nol dan Sengkalan
Sengkalan merupakan bentuk lain dari chronogram yaitu rangkaian kata atau lambang yang memiliki makna dan sekaligus menandakan angka tahun. Sengkalan dapat digunakan untuk menandai nomena maupun fenomena. Bilamana dibaca secara berurutan, memberikan beberapa arti yang menggambarkan kenyataan yang bias dikenang pada tahun dimaksud. Penunjukan dan pemaknaan sengkalan  didasarkan menurut watak (sifat) setiap kata. Untuk membuat sengkalan, kalimat harus memiliki makna yang utuh, puitis dan indah. Susunan kata dalam sengkalan adalah sebagai berikut:
kata pertama menunjukkan angka satuan, kata kedua menunjukkan angka puluhan, kata ketiga menunjukkan angka ratusan, dan kata keempat menunnjukkan angka ribuan. Dengan demikian, urutan penyebutan sengkalan berbalik dengan urutan bilangan tahun. Sebagai contoh, runtuhnya kerajaan Majapahit ditandai dengan sengkalan “sirna ilang kertaning bhumi”, masing masing menunjukkan angka 0, 0, 4, dan 1, dibaca 1400 (tahun jawa)[1]. Regol kemagangan Keraton Yogyakarta dihiasi dengan sengkalan Dwi Naga Rasa Tunggal yang menunjukkan angka 2, 8, 6, dan 1. Sengkalan ini melambangkan berdirinya kraton Yogyakarta pada tahun 1682.
Watak nol
Ada 3 watak bagi nol yaitu: (1) Bersifat tidak ada atau hampa atau tidak tampak secara jasmaniah: Asat, Abu, boma, ilang, murca, musna, nir, sirna, suwung, sunya, tan, tanpa, umbul, (2) Berarti langit : akasa, gegana, dirgantara, langit, swarga, tawang, awing-awang, (3) Sifat langit : dhuwur, inggil, luhur, adoh.
Berikut daftar
Tarli Nugroho, peneliti Mubyarto Institute UGM, mengutip pendapat Almarhum Prof. Damarjati Supajar: "Hidup ini seperti matematika, dan kita harus belajar dari angka nol. Kalau diperhatikan, selama manusia hidupnya hanya menjumlah atau menambah, misalnya nambah harta, nambah anak, atau nambah jabatan, niscaya hidupnya tidak akan cepat menuju kesempurnaan, menuju infinitum. Dan angka nol itu, dalam bahasa agama, sama dengan ikhlas. Artinya, hidup itu harus ikhlas, niscaya kita bisa segera

Burton. (2007). The History of Mathematics: An Introduction. McGraw-Hill.
Raffles, T. S. (2014). The history of Java. Yogyakarta: Narasi.
Smith, K. J. (2012). The nature of mathematics. Belmont: Brooks/cole.





[1] Thomas Stamford Raffles. 2014. The History of Java. Yogyakarta: Narasi. Hal. 265

Tidak ada komentar:

Posting Komentar